Search

Kamis, 18 April 2013

Ciri-Ciri BIDADARI SYURGA


  
Ibnu Al-Qayyim menawan hati para pendengar dengan ucapannya ketika dia menggambarkan bidadari di dalam syurga sebagai berikut, "Jika engkau bertanya tentang para bidadari, maka ketahuilah bahawa mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya. Di dalam diri mereka mengalir ghairah dara muda. Pipi mereka seindah mawar dan buah epal. Tubuh mereka padat bagaikan buah delima. Tutur kata yang keluar dari mulut mereka bagaikan batu-batu permata yang teruntai. Kelembutan dan gemalainya sangat mempersonakan. Kalau tersenyum, giginya bersinar bagai sinar petir. Ketika bertemu kekasihnya, maka keduanya bagai matahari dan bulan.
  • Jika berbicara dengan kekasihnya, maka bagaimanakah bayanganmu ketika dua kekasih saling berbicara. Ketika memeluk kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan ketika dua dahan sedang berpelukan. Keindahan badannya dapat dilihat dari pipinya, seperti keindahan cermin dapat dilihat kemilaunya. Betisnya sangat mempersonakan, dagingnya dapat terluhat kerana tidak terhalangi oleh kulit, tulang dan perhiasannya.

  • Andaikata bidadari menampilkan diri di dunia, maka bau harumnya akan semerbak antara langit dan bumi dan bumi dan mulut setiap orang akan mengucapkan kalimat tahlil, takbir dan tasbih kerana terpegun oleh keindahannya. Keindahannya akan meperindahkan timur dan barat, keindahannya akan menjadikan mata orang menutup dari yang lain. Sinar wajahnya akan meredupkan cahaya matahari, seperti sinar matahari meredupkan cahaya bulan. Tudung yang menutupi kepalanya lebih bagus dari dunia dan seisinya. Keinginannya untuk menemui kekasihnya merupakan idola utama.

  • Dengan bertambahnya masa, tingginya tidak bertambah kecuali makin memperindah dan mempercantik. Makin bertambahnya masa, maka rasa kecintaan dan kecenderunganya kepada kekasihnya makin bertambah. Dia terbebas dari mengandung, beranak, haid dan nifas. Dia suci dari hingus, ludah. kencing, berak dan seluruh kekotoran. Keremajaannya tidak pernah berkurang. Pakaiannya tidak pernah lusuh. Kecantikannya tidak pernah pudar. Keharuman baunya tidak pernah sima. Pandangan matanya hanya ditujukan bagi kekasihnya, bukan untuk yang lain, demikian pula kekasihnya.

  • Jika dipandang, maka dia menyenangkan hati yang memandangnya. Jika disuruh maka dia menaatinya. Jika ditinggal pergi maka dia menjaga kepercayaan kekasihnya dan kesucian dirinya. Dia belum pernah disentuh oleh manusia atau jin pada waktu sebelumnya. Setiap kali kekasihnya memandangnya, maka hatinya bergembira. Setiap kali berbicara dengannya, maka telinganya merasa sejuk oleh keindahan tutur katanya.

  • Jika dia tampil, maka cahayanya akan memenuhi istana dan kamarnya. Jika engkau bertanya tentang usianya, maka usianya sama dengan gadis remaja yang sebaya. Jika engkau bertanya tentang kecantikannya, maka kecantikannya sama dengan matahari dan bulan. Jika engkau bertanya tentang matanya, maka warna hitam dan putih bola matanya sangat mempesona.

  • Jika engkau bertanya tentang lekuk tubuhnya, maka engkau lihat bagai keindahan dalam pepohonan. Jika engkau tanya tentang kemontokan tubuhnya, maka bagai gadis remaja dan kelembutan kulitnya bagai buah delima. Jika engkau bertanya tentang warna kulitnya, maka dia bagai batu permata yaqut dan marjan. Jika engkau tanya tentang senyumannya maka dapat engkau bayangkan betapa mempesonanya ketika seorang bidadari tersenyum pada kekasihnya di dalam syurga.

  • Jika dia berpindah dari satu kamar ke kamar yang lain, dia bagaikan matahari yang berpindah-pindah. Jika dia berkenca dengan kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan betapa mesranya hubungan keduanya. Jika dia berpelukan dengan kekasihnya, maka dapat kamu bayangkan betapa nikmatnya antara keduanya.

  • Pembicaraannya mempersonakan dan lugu bagai seorang yang tidak pernah membuat salah, Meskipun telah sangat lama duduk dengannya, tetapi masih dirasa kurang oleh teman duduknya. Jika dia bersenandung, maka betapa merdu suaranya.

  • Jika dia sedang berkencan dengan kekasihnya, maka betapa senangnya kesempatan itu, Jika engkau menciumnya, maka engkau rasa tidak ada yang lebih menyenangkan dari ciuman itu, Jika dia memberimu sesuatu, maka tidak ada yang lebih lazat dan lebih menyenangkan daripada pemberiannya.

(Ibnu Al-Qayyim, Hadiy Al-Arwah, dipetik daripada buku Qiyamullail-Rintihan Seorang Hamba Meraih Cinta Agung di sisi Rabb-Nya, karya Abdul Aziz Ismail)

Kamis, 11 April 2013

HADITS HADITS SHAHIH tentang SYURGA ALLAH SWT

  • Rasulullah SAW telah menerangkan sifat-sifat Surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa dengan keterangan yang lengkap.

  • Keterangan ini membuat tenteram hati orang-orang yang beriman. Orang-orang yang shalih merasakan kenikmatan dengan mengetahuinya, sementara orang-orang yang bertaubat merasakan kesenangan dengan mengingatnya.

1. Orang yang Pertama Kali Masuk Surga

Dari Annas bin Malik radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada hari Kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan (pintunya), maka penjaganya bertanya : ‘Siapa Anda?’ Aku menjawab : ‘Muhammad’. Selanjutnya dia berkata : ‘Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu”. (HR. Muslim no. 188).

Dari Hudzaifah radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah bersabda : “Semua anak adam berada di bawah panjiku pada hari Kiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga”. (lihat Shahiihul Jaami’ no. 6995).

2. Sifat Rombongan Pertama yang masuk Surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orangyang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat BUKHUR (PEWANGI RUANGAN DAN TUBUH) mereka adalh batang kayu gaharu. Isteri-isteri merreka semuanya adalah bidadari,bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam : tingginya enam puluh hasta di langit”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.3327 dan Muslim no.2834).

3. Pintu-Pintu Surga


Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menginfakkan sepasang hartanya (emas, perak dan lain-lain) di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga: ‘Wahai hamba Allah, ini baik’. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat,dia akan dipanggil dari pintu ahli shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari pintu ‘ar-Rayyan ‘. Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Abu Bakar radiyallahu ‘anhu berkata: ‘Ayah ibuku menjadi tebusanmu Wahai Rasulullah, tidak mengherankan orang-orang itu masing-masing dipanggil dari pintu tersebut, tetapi apakah ada yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?’ Beliau menjawab: ‘Ya, semoga engkau termasuk dari mereka’”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.1897 dan Muslim no.1027).

Dari Sahl bin Sa,ad ia berkata, Rasulullah bersabda : “Di dalam surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang bernama ‘ar-Rayyan’. Pintu itu tidak dimasuki kecuali hanya oleh orang-orang yang berpuasa”. (HR. Al-Bukhari no.3257)

4. Tidak Ada Kematian dalam Surga

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru: ‘Sesungguhnya kalian akan hidup dan tidak akan mati, kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit, kalian aka tetap muda tidak akan tua, kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan”. (HR. Muslim no.2837 diriwayatkan oleh Ahmad no.11905 dan at-Tirmidzi no.3246)

5. Kedudukan Penghuni Surga dan Tingkatan-Tingkatan Surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sipa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke Surga, baik dia hijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah airnya. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kita memberitahukan ini kepada orang banyak?’ Beliau berkata: ‘Sesungguhnya di Surga ada seratus tingkatan yang telah disediakan oleh Allah bagi para Mujahidin fii Sabilillah, setiap dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi, maka jika kalin memohon kepada Allah, mohonlah Surga ‘Firdaus’ yang tinggi, karena Surga Firdaus itu ada di tengah-tengah Surga dan paling atas, dan di atsnya terdapat ‘Arsy ar-Rahman. Dari san sungai-sungai mengalir’ “. (HR. Al-Bukhari no.7423_lihat juga Shahiihul Jaami’ no.7873)

Jihad yang dimaksud adalah sebenar-benarnya jihad, bukab jihad menurut pemahaman mereka yang membuat kerusakan di muka bumi dengan menggunakan bom (kecuali bom tersebut diledakkan di daerah orang-orang kafir dalam peperangan yang benar-benar memerangi islam secara nyata, seperti di Palestina dan negara-negara lain dan juga di negara kita ini). Ironisnya peristiwa yang ter jadi di negara kita ini, mereka (pelaku bom) bangga dengan apa yang mereka lakukan. Mereka beranggapan perbuatan mereka adalah Jihad fii Sabilillah. Allahu ‘alam itu adalah urusan mereka dengan Allah.

6. Sifat-Sifat Penduduk Surga
Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu dan bercelak, mereka berumur 30 tahun atau 33 tahun.” (Shahiihul Jaami’ no.7928).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Akan masuk Surga sekelompok kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari isi kelembutan, ketakutan dan kehormatan)”. (Shahiihul Jaami’ no.7924).
Dari Anas bin Malik, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Orang mukmin di Surga akan diberi kekuatan sekian dan sekian dalam urusan jima’ (bersetubuh). Ada sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah dia mampu untuk itu?’ Nabi menjawab: ‘Dia akan diberi seratus kekuatan’”. (Shahiihul Jamii’ no.7962).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Siapa yang masuk Surga akan hidup senang dan tidak akan mengalami kesussahan, pakaiannya tidak akan lusuh dan masa mudanya tidak akan sirna.” (HR. Muslim no.2836_dikeluarkan juga oleh Ahmad no.8835,9290).
7. Wanita-Wanita Penduduk Surga

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh tempat satu hasta kalian di Surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR. Al-Bukhari).

Dari Abdullah bin Umar radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Ssungguhnya para isteri penghuni Surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu, yang tidak pernah di dengar oleh siapapun. Diantara bait yang mereka dendangkan :

Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita

Kami para isteri kaum yang mulia

Kami melihat dengan mata yang indah

Demikian juga di antara bait yang mereka dendangkan adalah :

Kami adalah wanita-wanita abadi

yang tidak akan mati

kami adalah wanita-eanita yang merasa aman

tidak merasa takut

kami adalah wanita-wanita yang menetap

tidak akan berpindah.”


(Shahiihul Jaami’ no.1557)

8. Makanan dan Minuman Penghuni Surga

Dari Jabir radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda : “Para penduduk Surga akan makan dan minum di dalamnya, mereka tidak buang air besar, tidak beringus dan tidak buang air kecil. Akan tetapi makanan mereka menghasilkan sendawa yang wanginya sewangi minyak kesturi. Mereka diberikan insting untuk bertasbih dan bertahmid seperti kalian diberi insting untuk bernafas.” (HR. Muslim no.2835_diriwayatkan oleh Ahmad no.14408, Abu Dawud no.4741).

Dari Muawiyah bin Haidah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada lautan Air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian darinya sungai-sungai mengalir.” (Shahiihul Jaami’ no.2118).

Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda : “Apakah kalian tahi apa ‘al-Kautsar’ itu? al-Kutsar adalah sungai yang diberikan kepadaku dari Rabbku di Surga. Dia memiliki banyak kebaikan, ummatku akan mendatanginya pada hari kiamat, jumlah bejananya sebanyak jumlah binyang di langit. Ada seorang hamba yang dicegah bergabung dengan mereka, maka akupun memprotes : ‘Wahai Rabbku, dia adalah bagian dari ummatku’, lalu aka dijawab: ‘Engkau tidk tahu apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal’”. (Shahiihul Jaami’ no.6904).

9. Pemandangan di Surga

Di Surga ada kenikmatan yang abadi, kebaikan yang merata, dan Rahmat dari Allah ar-Rahman dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Di sana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci, ada gelas-gelas yang tertata rapi yang disediakan untuk minum, tidak perlu diminta dan dipersiapkan. Ada bantal-bantal dan tilam-tilam untuk beralaskan di waktu santai. Di sana terhampar karpet-karpet dan sajadah-sajadah untuk perhiasan dan bersuka ria.

Semua nikmat yang disebutkan dalam Kitabullah atau Sunnah Nabi-Nya, namanya sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi…, ketika benda-benda ini disebut namanya, hanyalah sebagai penamaan saja agar bisa dipahami penduduk dunia. Adapun yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut diserahkan kepada Allah yang Mahaagung, Mahabijaksana, lagu Yang menegakkan seluruh langit dan bumi. Adapun karakter kenikmatan Surga diserahkan kepada cita rasa kenikmatan di sana, sesuai dengan cita rasa orang-orang yang Allah berikan cita rasa tersebut kepada mereka.

Kehidupan penduduk Surga di sana semua berisi kesejahteraan, diliputi dan diliputi kemakmuran. Para Malaikat mengucapkan salam sejahtera kepada penduduk Surga dalam keadaan yang sentosa, mereka saling mengucapkan salam satu dengan yang lainnya, dan mereka dikirimi salam oleh ar-Rahman. Suasananya seluruhnya mencerminkan kedamaian. (lihat Al-Yaumul Akhir fii Zhilaalil Qur’qn, hal.321-323 dengan ringkas).

a. Kamar-Kamar di Surga


Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya para penduduk Surga berusaha untuk melihat penhuni-penghuni kamar yang ada di atas mereka, sebagaimana kalian berusaha melihat bintang yang bergemerlapan cahanya di langit sebelah timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka. Para sahabat bertanya : “‘Wahai Rasulullah, apakah itu kedudukan para Nabi yang tidak mungkin dapat dicapai oleh selain mereka?’ Beliau menjawab: ‘Tentu, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Malik al-Asy’ari, bahwa Nabi bersabda: “Di Surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalam dan sebagian dalamnya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”.(Shahiihul Jaami’ no.2119).

b. Kemah-Kemah, Taman-Taman dan Tanah Surga

taman1 Dari Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Bagi orang mukmin di Surga ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang. Panjangnya enam puluh mil, di dalamnya orang-orang mukmin diberi isteri-isteri yang apabila ia menggilir mereka, masing-masing tidak melihat yang lainnya”. (Muttafaq ‘alaih).

c. Pohon di Surga

Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Di Surga ada dua pohon yang apabila orang melintasinya dengan naik kuda yang terlatih dan cepat selama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya.” (Muttafaq ‘alaih).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :

ﻣﺎ ﻓﻲﺍﻟْﺠﻨﺔِ ﺷﺠﺮَﺓٌ ﺇﻻَّ ﻮَﺳﺎ ﻗﻬﺎ ﻣﻦْ ﺬَﮪﺏ

“Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainkan batangnya terbuat dari emas”. (Shahiihul Jaami’ no.5523).

d. Pasar di Surga

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Di Surga ada sebuah pasar yang diadakn hanya pada hari jum’at. Maka keika itu angin berhembus dari utara kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadikannya semakin indah, merekapun kembali kepada isteri-isteri mereka dalam keadaan yang semakin bagus dan tampan, maka isteri-isteri mereka berkata: ‘Demi Allah, kalian semakin bagus dan tampan setelah meninggalkan kami.’Mereka juga berkata: ‘Kalian juga semakin bagus dan cantik setekah kami tinggalkan”. (HR. Muslim).

e. Istana-Istananya

Dari Jabir bin ‘Abdullah radiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda : “Aku masuk Surga, ternyata di sana ada sebuah istana dari emas, maka aku bertanya: ‘Milik siapa istana ini?’ mereka berkata: ‘Milik seorang pria Quraisy’. Aku mengira orang itu adalah diriku, maka aku bertanya: ‘Siapa dia?’ mereka menjawab: ‘Umar bin al-Khathab’. Ketika itu tidak ada yang menghalangiku untuk memasukinya, melainkan aku tahu rasa cemburumu. ‘Umar berkata: ‘Apakah pantas aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?”. (Muttafaq ‘alaih).

f. Sungai-Sungainya

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi bersabda : “Aku masuk ke Surga, ternyata di sana ada sungai yang di pinggirnya ada kemah-kemah yang terbuat dari mutiara. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu, ternyata airnya adalah minyak kesturi yang sangat harum, lalu akau bertanya : ‘Apa ini, Wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalh kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahiihul Jaami’ no.3260).

10. Kenikmatan Penghuni Surga yang Paling Agung

Dari Shuhaib bin Sinan ia berkata, bahawa Rasulullah bersabda : “Bila penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka, maka ada yang berseru : ‘Wahai penduduk Surga, sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian’, maka mereka bertanya : ‘Apakah itu?’ bukankah Allah telah memberatkan timbangan amal kebaikan kami, memasukkan kami ke Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?’ Maka disingkaplah tirai, merekapun melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling mereka cintai dan yang paling menyejukkan pandangan mereka dai pada melihat-Nya.” (Shahiihul Jaami’ no.535_lihat juga Syarhul ‘Aqidah ath-Thahaawiyyah, hal.144 dan Mawaariduzh-Zham-aan “IV/131-136″).

11. Penduduk Surga yang Paling Rendah dan Paling Tinggi Derajatnya


Dari al-Mughirah bin Syu’bah ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Musa bertanya kepada Rabbnya : ‘Siapa penduduk Surga yang paling rendah tingkatannya?’ Allah menjawab : ‘Seseorang yang datang setelah seluruh penduduk Surga masuk ke Surga.’ Maka dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam Surga.’ Orang itu berkata : ‘Bagaimana caranya,Wahai Rabbku? semuanya telah menempati tempatnya dan mengambil bagiannya’ maka dikatakan kepadanya : ‘Apakah kamu rela bila memiliki kerajaan seperti milik seorang raja di dunia?’ Orang itu menjawab : ‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’

Allah berkata kepadanya : ‘Inilah bagianmu dan yang semisalnya, semisalnya dan semisalnya lagi. Pada yang kelima kalinya dia berkata :‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Selanjutnya Allah berkata : ‘Ini adalh bagianmu dan sepuluh kali lipatnya. Bagimu pula segala apa yang diingini oleh jiwamu dan yang menyenangkan pandanganmu.’ Maka dia berkata : ‘Aku rela wahai Rabbku, siapa yang paling tinggi derajatnya?’ Mereka orang-orang yang aku pilih. Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku sendiri dan Aku tutup dengannya. Kenikmatan itu tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.” (HR. Muslim).

Kebaikan-kebaikan membaca AL_QUR'AN

  •  15 kebaikan-kebaikan al-Quran di dalam hadis-hadis sahih



Pertama : Al-Quran akan menjadi syafaat dihari akhirat.

Daripada Abu Umamah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:
“Bacalah al-Quran sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Kedua : Al-Quran sebagai pembela (mempertahankan) orang yang membacanya dihari akhirat.

Daripada Nawwas Bin Sam’an r.a. telah berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Di hari akhirat kelak akan didatangkan al-Quran dan orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungannya, didahului dengan Surah Al Baqarah dan Surah Ali-Imraan, kedua-dua surah ini menghujah ( mempertahankan ) orang yang membaca dan mengamalkannya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Ketiga : Sebaik-baik amalan adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran.
Daripada Osman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sebaik manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain”.
(Hadis Riwayat Bukhari)

Keempat : Membaca al-Quran dan susah menyebutnya mendapat dua pahala.

Daripada Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W. : “Orang yang membaca al-Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelima : Mukmin yang membaca al-Quran umpama buah yang harum dan sedap rasanya.
Daripada Abu Musa Al Asy’ari r.a. telah berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Umpama orang mukmin yang membaca al-Quran seperti buah Utrujjah ( seperti limau besar ) baunya wangi dan rasanya sedap. Umpama orang mukmin yang tidak membaca al-Quran seperti buah tamar tidak ada bau dan rasanya manis, dan umpama orang munafik yang membaca al- Quran seperti Raihanah (sejenis pokok) baunya wangi dan rasanya pahit dan umpama orang munafik yang tidak membaca al-Quran seperti buah labu yang tiada bau dan rasanya pahit”.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
  
Keenam : Allah SWT mengangkat martabat golongan yang membaca al-Quran.

Daripada Omar Bin Al Khattab r.a. Bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat martabat beberapa golongan dan merendahkan martabat yang lain dengan sebab al-Quran”.(Hadis Riwayat Muslim)

Ketujuh : Kefahaman yang sahih tentang al-Quran akan menjadi contoh ikutan.
Daripada Ibnu Omar r.a. daripada Nabi Muhammad S.A.W. telah bersabda:
“Tidak boleh berhasad dengki kecuali di dalam dua perkara : Lelaki yang dianugerahkan kefahaman yang sahih tentang al-Quran, ia menunaikan ibadat siang dan malam , lelaki yang dianugerahkan kemewahan harta lalu dinafkahkannya siang dan malam”.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kelapan : Membaca al-Quran akan mendapat ketenangan (sakinah)

Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata : “Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang turun disebabkan bacaan al-Quran”.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kesembilan : Sesiapa yang tidak mengingati ayat-ayat al-Quran umpama rumah yang roboh.

Daripada Ibnu ‘Abbas r.a. beliau berkata : Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam ingatannya sesuatu pun daripada ayat al-Quran seperti rumah yang roboh”. (Hadis Riwayat Tarmizi dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih)

Kesepuluh : Membaca dan memperelokkan bacaan al-Quran akan mendapat kebaikannya.
Daripada Abdullah Bin ‘Umru Bin Al ‘As r.a. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :
“Satu masa nanti akan dikatakan kepada orang yang membaca al-Quran: Bacalah, perbaikkilah dan perelokkanlah bacaan al-Quran sepertimana engkau memperelokkan urusan di dunia, sesungguhnya tempat engkau akan ditentukan di akhir ayat yang engkau bacakan”. ( Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi dan beliau berkata : Hadis ini hasan sahih )

Kesebelas : Membaca beberapa ayat al-Quran lebih baik daripada mendapat unta yang gemuk.

Daripada ‘Uqbah Bin ‘Amir r.a. menceritakan : Rasulullah S.A.W keluar dan kami berada di tempat duduk masjid yang beratap. Maka beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang suka keluar di pagi hari pada setiap hari menuju ke Buthan atau ‘Atiq, dan dia mengambil darinya dua ekor unta yang gemuk dalam keadaan dia tidak melakukan dosa dan tidak putus hubungan silaturrahim”. Kami menjawab : “Kami suka demikian itu. Sabda Rasulullah S.A.W : “Kenapakah kamu tidak pergi ke masjid belajar atau membaca dua ayat Al Quran lebih baik dari dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta demikianlah seterusnya mengikut bilangan ayatnya”. (Hadis Riwayat Muslim)

Kedua belas : Sesiapa yang lebih fasih memebaca al-Quran lebih layak menjadi imam solat berjemaah.

Daripada Ibnu Mas’ud r.a bahawa Nabi Muhammad S.A.W bersabda : Orang yang paling layak mengimami kaum di dalam sembahyang ialah mereka yang terfasih membaca al-Quran”. (Hadis Riwayat Muslim )

 Ketiga belas : Nabi SAW mengutamakan sahabat yang paling kuat berpegang teguh kepada al-Quran untuk dikebumikan jenazah mereka.

Daripada Jabir Bin Abdullah r.a. bahawa Nabi Muhammad S.A.W. menghimpun antara dua lelaki yang terbunuh di peperangan Uhud kemudian baginda bersabda : “Yang mana satukah antara keduanya yang paling kuat berpegang teguh dengan al-Quran maka apabila aku tunjukkan kepada salah seorang daripada keduanya maka dialah orang yang pertama masuk ke liang lahad”. (Hadis Riwayat Bukhari, Tarmizi, Nasa’ie dan Ibnu Majah)

Keempat belas : Kelebihan berdoa selepas membaca al-Quran.
Daripada ‘Imran Bin Husain Bahawa beliau lalu di hadapan qari yang sedang membaca al-Quran kemudian dia berdoa kepada Allah kemudian ia kembali membaca kemudian ia berkata aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Barangsiapa yang membaca al-Quran maka berdoalah kepada Allah dengan al-Quran maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca al-Quran dan mereka berdoa dengannya”.
(Hadis Riwayat Tarmizi, beliau berkata : Hadis ini hasan)

Kelima belas : Setiap satu huruf membaca al-Quran akan mendapat sepuluh ganjaran pahala.

Daripada Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata : “Barangsiapa yang membaca satu huruf daripada al- Quran maka baginya satu kebaikan, satu kebaikan menyamai dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud : Alif , Lam , Mim ialah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.(Hadis Riwayat Ad Darimi Tarmizi, beliau berkata hadis ini hasan sahih)

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah kita menjadikan al-Quran sebagai peduman hidup kita , apabila kita sentiasa menjadikannya sebagai panduan dan peraturan hidup kita tidak akan sesat dan sentiasa mendapat pimpinan daripada Allah S.W.T. Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W.bersabda : Daripada Ibnu Umar r.a berkata:
“Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : "Hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air". Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Kata baginda lagi, " Dengan banyak mengingati mati dan membaca al-Quran.”

TANDA-TANDA KIAMAT

  • Berikut ini akan dijelaskan tanda-tanda paling penting dan paling masyhur menurut para ulama, terutama para pensyarah hadits. 
  •  


1. Terbitnya matahari dari arah barat.

Dalam banyak hadits shahih disebutkan bahwa terbitnya matahari dari arah barat itu merupakan tanda pertama yang akan muncul. Abdullah Bin ‘Amr Bin Ash (semoga Allah meridhoinya) telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya tanda (kiamat) yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia di waktu pagi. (Tanda mana pun) yang datang lebih dulu (dari kedua tanda itu), maka yang belakangan itu datang tidak jauh dari yang pertama.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)

2. Munculnya binatang (dabbah).

Allah Swt. mengisyaratkan munculnya binatang ini dalam firman-Nya:

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الأرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لا يُوقِنُونَ



“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (Q. S. An-Naml [27]: 82)

Berdasarkan banyak hadits, binatang yang dimaksud bukanlah binatang biasa yang kita kenal. Namun demikian, baik Al-Quran maupun sunnah tidak menjelaskan bentuk dan jenis binatang tersebut.

Penyebutan sifat-sifatnya dalam beberapa kitab didasarkan pada riwayat-riwayat yang tidak sampai pada derajat shahih dan kita tidak dibebani untuk mengetahui sifat-sifat binatang itu. Cukuplah untuk kita berpegang pada nash Al-Quran dan hadits yang shahih yang menginformasikan bahwa keluarnya binatang itu merupakan salah satu tanda datangnya kiamat.

3. Munculnya Dajjal.

Di antara tanda-tanda datangnya kiamat adalah munculnya “seseorang” yang disebut Dajjal. Tentang Dajjal ini, ada sejumlah hadits shahih yang di antaranya disampaikan oleh ‘Abdullah Bin ‘Umar (semoga Allah meridhoinya) yang mengatakan:

“Rasulullah Saw. berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu. Tapi aku akan mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi mana pun kepada kaumnya: bahwa Dajjal itu picak (bermata satu) dan bahwa Allah tidaklah picak.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Turunnya Nabi Isa As.

Allah Swt. Berfirman:

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا



“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.’” (Q.S. An-Nisa’a [4]:157)

Hadits-hadits shahih menunjukkan bahwa Nabi Isa a.s. akan turun di akhir zaman, menjelang kiamat, selagi ada Dajjal, lalu Beliau membunuhnya, memberlakukan hukum Islam, dan menghidupkan hukum-hukum Islam yang ditinggalkan manusia. Kemudian ia hidup di bumi dalam waktu yang Allah kehendaki, kemudian ia mati dan kaum muslim menyalatkan serta menguburkannya.

Dalam keterangan yang lain, Rasulullah Saw. juga pernah bersabda:

“Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, hampir tiba masanya di mana Isa bin Maryam turun dengan membawa hukum yang adil, lalu ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan pajak, melimpah-ruahkankan harta hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya. Hingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dengan segala isinya.” (H.R. Muttafaq ‘alalih)

Al-Qadhi ‘Iyadh mengatakan,

“Turunnya Nabi Isa a.s. dan bahwa ia membunuh dajjal dalam pandangan Ahlus-Sunnah adalah kebenaran karena ditopang oleh dalil-dalil shahih. Dan akal maupun syari’at tidak punya alasan untuk menampiknya.” (Syarah Imam Nawawi ‘Ala Shahih Muslim juz 18 hal. 75-76.)

5. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj.

Firman-Nya,

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (٩٦)وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ



“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Q.S. Al-Anbiya’a [21]: 96-97)

Rasulullah Saw. bersabda,

“Tiada Tuhan selain Allah, celakalah orang Arab oleh keburukan yang telah mendekat. Pada hari ini telah dibuka benteng Ya’juj dan Ma’juj, seperti ini –sambil Beliau melingkarkan ibu jari dengan telunjuk.” Zainab berkata, “Ya Rasulullah, akankah kami dibinasakan padahal di tengah-tengah kami banyak orang saleh?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ya, jika banyak kotoran-kotoran.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sabda Rasulullah Saw. yang lain:

“Dan Allah akan membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Lalu barisan paling depan dari mereka lewat ke sebuah danau lalu meminum air yang ada di dalamnya. Dan bagian belakang mereka lewat kemudian mengatakan, ‘Dulunya di danau ini penuh dengan air.’” (H.R. Muslim)

Setelah itu semua, kita wajib mengimani segala yang terjadi di hari terakhir dari kehidupan dunia dan permulaan yaumul-akhir sebagaimana yang Allah informasikan dalam Al-Quran terutama dalam surah At-Takwir dan Al-Infithar.

Semua ayat-ayat itu menjelaskan bahwa hari akhir bermula dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh dalam alam semesta ini: langit terbelah, bintang-bintang berhamburan, planet-planet bertabrakan, bumi luluh-lantah dan kembali menjadi hamparan yang gersang, gunung-gunung menjadi bagaikan tumpukan pasir yang berhamburan, segala sesuatu menjadi rusak, serta segala yang diketahui manusia di dunia ini menjadi hancur. Allah Swt. berfirman:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ



“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Ibrahim [14]: 48)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia mengatakan, ‘Akulah Raja. Mana raja-raja bumi?” (H.R. Bukhari)

HADITS SHAHIH MUSLIM tentang KIAMAT

  • HADIST SHAHIH :

1. Hampir tibanya fitnah dan terbukanya dinding Yakjuj dan Makjuj
             Hadis riwayat Zainab binti Jahsy ra.:
Bahwa Nabi saw. bangun dari tidurnya sambil bersabda: Laa ilaaha illallaah, celakalah orang-orang Arab karena suatu bencana akan terjadi, yaitu hari ini dinding (bendungan) Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh? Beliau menjawab: Ya, jika banyak terjadi kemaksiatan. (Shahih Muslim No.5128)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Hari ini dinding Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Wuhaib (perawi hadis) melingkarkan jarinya membentuk angka sembilan puluh (menekuk jari telunjuk sampai ke pangkal ibu jari). (Shahih Muslim No.5130)
2. Pembenaman tentara yang menyerbu Kakbah
             Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bergerak-gerak di dalam tidurnya, maka kami bertanya: Wahai Rasulullah, ketika engkau tidur, engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan? Beliau menjawab: Mengherankan! Ada sekelompok manusia dari umatku yang datang menuju Baitullah karena seorang lelaki Quraisy yang berlindung di Baitullah, sehingga ketika mereka telah tiba di suatu padang sahara mereka dibenamkan. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, di jalan itu banyak berkumpul manusia? Beliau menjawab: Benar! Di antara mereka terdapat orang yang pintar, orang yang terpaksa dan ada juga orang yang dalam perjalanan mereka seluruhnya binasa dalam satu waktu lalu mereka akan dibangkitkan oleh Allah di tempat yang berbeda-beda sesuai dengan niat mereka. (Shahih Muslim No.5134)
3. Turunnya fitnah bagaikan turunnya air hujan
             Hadis riwayat Usamah ra.:
Bahwa Nabi saw. menaiki salah satu bangunan tinggi di Madinah, kemudian beliau bersabda: Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di antara rumah-rumahmu bagaikan tempat turunnya air hujan. (Shahih Muslim No.5135)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Akan terjadi fitnah di mana orang yang duduk (menghindar dari fitnah itu) lebih baik daripada yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari (yang terlibat dalam fitnah). Orang yang mendekatinya akan dibinasakan. Barang siapa yang mendapatkan tempat berlindung darinya, hendaklah ia berlindung. (Shahih Muslim No.5136)
4. Jika dua orang muslim bertarung, masing-masing menghunus pedang
             Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau ditanya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya. (Shahih Muslim No.5139)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu. (Shahih Muslim No.5142)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan. (Shahih Muslim No.5143)
5. Pemberitahuan Nabi saw. tentang apa yang akan terjadi hingga hari kiamat
             Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Hudzaifah bin Yaman berkata: Demi Allah, aku adalah orang yang paling mengetahui setiap fitnah yang akan terjadi dari sejak zamanku sekarang sampai hari kiamat, karena Rasulullah saw. pernah membisikkan kepadaku sesuatu tentang hal itu yang tidak pernah dibicarakan kepada orang selainku. Tetapi Rasulullah saw. pernah bersabda ketika beliau bicara dalam suatu majelis yang aku hadiri tentang fitnah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda sambil menyebutkan satu-persatu fitnah-fitnah itu di antaranya adalah tiga fitnah yang hampir tidak meninggalkan sesuatu apa pun, di antaranya juga ada fitnah yang seperti hembusan angin musim panas, ada yang kecil dan ada yang besar. (Shahih Muslim No.5146)
6. Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat. (Shahih Muslim No.5152)
7. Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz yang dapat menerangi leher-leher unta di Basrah. (Shahih Muslim No.5164)
8. Fitnah itu akan terjadi di tempat terbitnya matahari, tempat dua tanduk setan muncul
             Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
9. Kiamat tidak akan terjadi sebelum suku Daus menyembah Dzul Khalashah
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah suku Daus di Tabalah pada zaman jahiliah. (Tabalah adalah nama daerah di Yaman). (Shahih Muslim No.5173)
10. Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain, lalu ia berharap dapat menggantikan tempat si mayit karena beratnya cobaan dunia
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya!. (Shahih Muslim No.5175)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seorang lelaki muncul dari Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya. (Shahih Muslim No.5182)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi suatu kaum yang wajahnya seperti perisai dan kiamat tidak akan tiba sebelum kalian memerangi suatu kaum yang sandalnya terbuat dari bulu. (Shahih Muslim No.5184)
             Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bersabda: Kamu sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi, lalu kamu akan membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini orang Yahudi, kemari dan bunuhlah dia!. (Shahih Muslim No.5200)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi. (Shahih Muslim No.5203)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah. (Shahih Muslim No.5205)
11. Tentang Ibnu Shayyad
             Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah. Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia. Ia berkata: Ia telah mengaburkanku tentang perkara itu. (Shahih Muslim No.5209)
             Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal, maka aku bertanya: Kenapa kamu bersumpah demi Allah? Dia menjawab: Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi saw. dan beliau tidak mengingkarinya. (Shahih Muslim No.5214)
             Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah saw. dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi saw. sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah saw.: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah saw. bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia. Salim bin Abdullah berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: Sesudah demikian, Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun korma di mana terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik batang pohon korma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah saw. dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah saw. yang sedang bersembunyi di balik batang pohon korma lalu menyapa Ibnu Shayyad: Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada Muhammad! Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia. Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: Sungguh aku peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur tidak buta. (Shahih Muslim No.5215)
12. Dajjal dan sifat-sifatnya
             Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa". (Shahih Muslim No.5219)
             Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. (Shahih Muslim No.5222)
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. (Shahih Muslim No.5227)
13. Ciri-ciri Dajjal, ia tidak dapat memasuki Madinah, ia mematikan dan menghidupkan seorang beriman
             Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Suatu hari Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami suatu cerita panjang tentang Dajjal. Di antara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: Ia akan datang tetapi ia diharamkan memasuki jalan-jalan Madinah, kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada di dekat Madinah. Lalu pada hari itu keluarlah seorang lelaki yang terbaik di antara manusia atau termasuk manusia terbaik menemuinya dan berkata: Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah saw. kepada kami. Dajjal berkata: Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kamu masih meragukan perihalku? Mereka berkata: Tidak! Maka Dajjal membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Ketika telah dihidupkan, lelaki itu berkata: Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya. Maka Dajjal itu hendak membunuhnya kembali, namun ia tidak kuasa melakukannya. (Shahih Muslim No.5229)
14. Dajjal adalah perkara kecil bagi Allah
             Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai? Beliau menjawab: Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu. (Shahih Muslim No.5231)
15. Kisah mata-mata Dajjal
             Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal. (Shahih Muslim No.5236)
16. Dekatnya waktu kiamat
             Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Aku mendengar Nabi saw. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih Muslim No.5244)
             Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti jarak antara kedua jari ini. (Shahih Muslim No.5245)
             Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Apabila orang-orang Arab badui datang menghadap Nabi saw. mereka bertanya: Kapankah kiamat akan tiba? Lalu beliau memandang kepada orang yang paling muda di antara mereka dan bersabda: Seandainya dia hidup, sebelum dia menjadi tua renta, maka kiamat akan terjadi. (Shahih Muslim No.5248)
             Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah kiamat akan tiba? Di sebelahnya terdapat seorang pemuda Ansar yang masih belia bernama Muhammad, maka Rasulullah saw. bersabda: Ketika pemuda ini hidup lama, maka sebelum ia mencapai usia tua renta kiamat sudah tiba. (Shahih Muslim No.5249)
17. Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala
             Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh bulan? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh tahun? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian Rasulullah saw. bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5253)

CINTA menurut ISLAM beserta HADITS Shahih nya

  • Dari Anas ra. dari Nabi SAW. bersabda: ”Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: Hendaknya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain. Hendaklah bila ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. Hendaklah ia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci kalau akan dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)
Penjelasan :
Nabi SAW. menjelaskan bahwa ada tiga hal yang apabila diamalkan oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. Manis disini menunjukkan arti nikmat, senang, suka terhadap iman. Apabila seseorang merasa nikmat terhadap sesuatu maka ia tidak akan rela apabila sesuatu itu lepas dan hilang dari dirinya, apalagi kenikmatan itu adalah kenikmatan iman, suatu anugerah terbesar yang seharusnya kita syukuri dan harus benar-benar dipertahankan sampai akhir hayat kita. Jika kita berhasil mempertahankan iman sampai ajal menjemput, maka demi Allah, surga telah menanti kita. Tiga hal yang dapat menimbulkan manisnya iman tersebut adalah;

1. Mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi kecintaan terhadap yang lain
Mencintai Allah dan rasul-Nya harus kita tempatkan pada urutan teratas dari daftar siapa yang kita cintai. Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti kita bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa kepada Allah, menuntut ilmu yang berkenaan dengan sunnah Rasulullah SAW. dan mengamalkannya. Kepentingan Allah dan rasul-Nya harus kita jadikan prioritas utama dibandingkan dengan urusan lain.
Orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi kecintaan lainnya akan memperoleh kenikmatan yang kekal. Sebaliknya orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya terhadap Allah dan rasul-Nya hanya akan memperoleh kenikmatan nisbi (sementara).

2. Mencintai seseorang karena Allah
Agama mengajarkan cinta dan benci itu bukan karena orangnya, tetapi karena perbuatannya, apakah ia mengikuti ajaran Allah atau malah menyimpang dari ajaran Allah. Jika kita mencintai karena orangnya, seperti karena ia cantik/tampan, atau karena ia kaya, dll.; maka sangat besar kemungkinan kita akan terbutakan oleh cinta itu, sehingga tidak lagi dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Jika kita mencintai seseorang karena ia mengikuti ajaran Allah, maka insyaallah hidup kita akan lebih berkualitas karena setiap saat kita akan berusaha memperbaiki diri untuk senantiasa bersama mendekatkan diri kepada Allah.

3. Benci kepada kekufuran seperti benci jika dicampakkan ke dalam api neraka.
Siapapun orangnya, pasti tidak akan mau apabila dimasukkan ke dalam api neraka yang di dalamnya penuh dengan siksaan yang tak pernah kita bayangkan. Dalam suatu riwayat diceritakan oleh Nabi SAW. bahwa siksaan paling ringan dalam neraka adalah seseorang yang cuma berdiri sedangkan otaknya mendidih karena panasnya neraka, na’udzubillah min dzalik. Satu syarat terakhir agar kita bisa merasakan manisnya iman adalah kita harus punya semangat untuk menjauhi kekufuran sama seperti semangat kita untuk tidak mau dimasukkan ke dalam neraka.
Kufur artiya menolak kebenaran, dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir. Orang kafir menolak kebenaran, atau perintah Allah, dan mengikuti keinginan hawa nafsunya sendiri.

HADITS shahih : 
 
1.) Layak mendapatkan cinta-Ku bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku(di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada (Shahih jami)


2.) Sesungguhnyha Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat: Mana orang yang saling mencintai karena kebesaran Ku, hari ini Aku akan menaungi mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku (HR muslim)


3.) Siapa yang ingin merasakan lazatnya iman maka cintailah seseorang hanya karena Allah(HR Muslim)

4.) Abu Hamzah, anas bin Malik r.a. menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR bukhari dan muslim)

Rabu, 10 April 2013

Ciri-ciri wanita Ahli SYURGA dan Ciri-ciri wanita Ahli NERAKA

  • Ciri-ciri wanita ahli syurga adalah:
  1. Bertakwa
  2. Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun takdir buruk
  3. Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan naik haji bagi yang mampu
  4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah. Jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya karena Allah Maha Melihat
  5. Ikhlas beribadah semata-mata karena Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap azab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya
  6. Gemar membaca Al-Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir (mengingat) Allah ketika sendiri atau bersama orang banyak, dan berdoa kepada Allah semata
  7. Menghidupkan amar ma’ruf nahi mungkar (mengerjakan kebaikan dan mencegah pada kemungkaran) dalam keluarga dan masyarakat
  8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki
  9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendzaliminya
  10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan sesama manusia
  11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk
  12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu, dan meninggalkan dari menceritakan kejelekan oranglain (ghibah)
  13. Menepati janji dan amanah yang telah diberikah kepadanya
  14. Berbakti kepada kedua orangtua
  15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh
  16. Melayani suami dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang semata-mata hanya mengharap ridha Allah
  17. Menjaga diri, harta, dan kehormatan diri dan suami, baik suami berada di rumah ataupun ketika sedang pergi.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita ahli syurga yang disadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul islam Ibnu Taimiyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita ahli syurga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesuai firman Allah, “…Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An-Nisa’: 13)

  • Ciri-ciri wanita Ahli Neraka adalah :
=>  Golongan Wanita Yang Di Siksa Dalam Neraka “Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah s.w.t. mencatat baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari sang surya akan memintakan ampunan baginya, dan Allah s.w.t. mengangkat seribu derajat untuknya.” (H.R. ABU MANSUR DIDALAM KITAB MASNADIL FIRDAUS)
Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut : Saya bersama-sama Fathimah berkunjung kerumah Rasulullah, maka kami temui beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pada malam aku di Israkan ke langit, saya melihat orang-orang yang sedang mengalami penyiksaan, maka apabila aku teringat keadaan mereka, aku menangis.”
Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah engkau lihat?” Beliau bersabda:

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.
2. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangan dicopot dari punggungnya, aspal mendidih dari neraka dituang ke kerongkongnya.
3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya, sedang air getah kayu Zakum dituangkan ke kerongkongnya.
4. Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya kearah ubun-ubun kepalanya, serta dibelit dan dibawah kekuasaan ular dan kala jengking.
5. Wanita yang memakan badannya sendiri, serta dibawahnya tampak api yang berkobar-kobar dengan hebatnya.
6. Wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.
7. Wanita yang bermuka hitam serta dia makan usus-ususnya sendiri.
8. Wanita yang tuli, buta dan bisu didalam peti neraka, sedang darahnya mengalir dari lubang-lubang badannya (hidung, telinga, mulut) dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.
9. Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan berbadan himmar (keledai) yang mendapat berjuta macam siksaan.
10. Wanita yang berbentuk anjing, sedangkan beberapa ular dan kala jengking masuk melalui duburnya atau mulutnya dan keluar melalui duburnya, sedangkan malaikat sama-sama memukuli kepalanya dengan palu dari neraka.

Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, “Wahai ayahku, biji mata kesayanganku, ceritakanlah kepadaku, apakah amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hai Fatimah, adapun tentang hal itu :
1. Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana tidak menjaga rambutnya (di jilbab) dikalangan laki-laki.
2. Wanita yang digantung dengan lidahnya, kerana dia menyakiti hati suaminya, dengan kata-katanya.”
Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda : “Tidak seorang wanita pun yang menyakiti hati suaminya melalui kata-kata, kecuali Allah s.w.t. akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar tujuh puluh dzira kemudian akan mengikatkannya dibelakang lehernya.”
3. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya, kerana dia menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.
4. Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tanganya itu, kerana dia keluar rumah tanpa seizin suaminya, tidak mandi wajib dari haid dan dari nifas (keluar darah setelah melahirkan).
5. Adapun wanita yang memakan badannya sendiri, kerena dia bersolek untuk dilihat laki-laki lain serta suka membicarakan aib orang lain.
6. Adapun wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka, dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan orang banyak, dengan maksud supaya mereka (orang banyak) itu melihat perhiasannya, dan setiap orang yang melihatnya jatuh cinta padanya, karena melihat perhiasannya.
7. Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai keubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking, kerana dia mampu untuk mengerjakan sholat dan puasa, sedangkan dia tidak mau berwudhu dan tidak sholat dan tidak mau mandi wajib.
8. Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keledai (himmar), karena dia suka mengadu-domba serta berdusta.
9. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing, kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W. bersabda : empat jenis wanita yang berada di surga dan empat jenis wanita yang berada di neraka dan beliau menyebutnya di antara empat jenis perempuan yang berada di surga adalah :
1. Perempuan yang menjaga diri dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan (dalam kehidupan) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya, dan jika suaminya datang ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan ia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir anak-anaknya akan tersia-sia (terlantar).

Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda : Dan adapun empat jenis wanita yang berada di neraka adalah :
1. Perempuan yang jelek (jahat) mulutnya terhadap suaminya, jika suaminya pergi, maka ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminnya datang ia memakinya (memarahinya).
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang ia tidak mampu.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik perhatian kaum lelaki).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak senang berbakti kepada Allah, Rasul dan suaminya.

Oleh karena itu seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat (empat) ini, maka ia dilaknat termasuk ahli neraka kecuali jika ia bertaubat. Diceritakan dari isteri Khumaid As-sa-idiy bahwa ia datang kepada Rasulullah S.A.W. lalu berkata : “Hai Rasulullah sesungguhnya aku senang mengerjakan sholat bersamamu”. Beliau berkata : “Aku mengerti bahwa engkau senang mengerjakan sholat bersamaku, akan tetapi sholatmu di tempat tidurmu itu lebih baik dari pada sholatmu dikamarmu dan sholatmu dikamarmu lebih baik dari solatmu dirumahmu dan sholatmu dirumahmu lebih baik daripada solatmu di mesjidku”.  (Bagi lelaki sangat dituntut sembahyang berjemaah di mesjid)
Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya yang lebih disukai sholatnya perempuan oleh Allah ialah yang dilakukan pada tempat yang amat gelap dirumahnya”.
Diceritakan dari Aisyah r.a. : “Pada suatu ketika Rasulullah S.A.W. duduk di masjid, tiba-tiba masuklah seorang perempuan dari suku Muzainah yang memakai pakaian yang terseret-seret ditanah untuk perhiasan pada dirinya di dalam masjid”. Maka Rasulullah S.A.W. bersabda : “Wahai manusia laranglah isteri-isterimu dari memakai perhiasan dan memperindah gaya berjalan di dalam masjid. Kerana sesungguhnya kaum Bani Israil itu tidak dilaknat hingga mereka memberi pakaian isteri-isteri mereka dengan pakaian perhiasan dan mereka berjalan dengan gaya sombong di dalam masjid”.
Ibnu Abas r.a. meriwayatkan juga bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda : “Apabila seorang wanita keluar rumahnya dengan mempesolek dirinya serta memakai bau-bauan (sedang suaminya redha akan berbuatan yang demikian itu), maka dibangunkan untuk suaminya pada setiap langkahnya sebuah rumah di neraka.”
Sabda Rasulullah S.A.W. lagi yang bermaksud : “Jihad seorang wanita ialah taatkan suami dan menghiaskan diri untuknya.”
Isteri tidak wajib taat perintah dan arahan suami, apabila perintah dan arahan itu bertentangan dengan hukum Allah S.W.T.
Imam Al-Ghazali menegaskan : “Seorang isteri wajib mentaati suami sepenuhnya dan memenuhi segala tuntutan suami dari dirinya sekiranya tuntutan itu tidak mengandungi maksiat.”

TANDA-TANDA ORANG yang BERIMAN kepada ALLAH SWT



"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4)

Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah:
  1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya
  2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya
  3. Mereka selalu bertawakal Kepada Allah
  4. Mendirikan Shalat
  5. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)
itulah tanda-tanda orang yang benar-benar beriman selain tanda-tanda yang lain yang Allah Gambarkan dalam surat Al fatihah dan surat-surat yang lainnya.


5 Tanda orang beriman :
  1. Orang yang beriman adalah orang yang sejahtera dengan perintah-perintah Allah. Sejahtera bermaksud tidak merasa berat atau susah dalam menjalankan perintah Allah dan rasulNya. Sejahtera itu juga membawa makna seronok dan gembira dalam menjalankan perintah-perintah Allah. 
  2. Orang yg beriman adalah yang sentiasa redha kepada ketentuan dan ketetapan Allah. Orang yang apabila ditimpakan ujian dia redha dan berusaha. Orang yang redha tetapi tidak berusaha adalah tergolong dalam golongan org yg berputus asa. 
  3. Orang yg beriman juga sangat yakin kepada Allah dengan apa yang diperintahkan olehNya. Tidak ragu-ragu walau sedikitpun dengan perintah dan suruhannya. 
  4. Orang yg beriman sentiasa bertawakkal dan hanya bergantung penuh kepada Allah. Bergantung kepada selain dari Allah adalah bersifat sementara. Hanya kepada Allah datangnya setiap sesuatu dan hanya kepada Allah kembalinya setiap sesuatu. Tiada apa yang berlaku tanpa izinNya. 
  5. Orang yang bersabar dengan segala masalah yang datang kepadanya. Kesusahan dan kepayahan dihadapi dengan sabar. 
Surah Al-Hujuraat dimulakan dgn ayat iman. Orang yg beriman mestilah beradap. Beradap dengan Allah dan beradap dgn Rasul. Ketika mana nabi nak menegakkan negara islam di Madinah. Nabi telah memberi arahan kepada para sahabat yang telah berbai'ah untuk melaksanakan 5 perkara yang wajib, yang khilaf para ulamak tentangnya.

5 PERKARA TERSEBUT :
  1. Wajib dengar dan wajib taat kepada Allah & Rasul ketika rajin mahupun malas. Ini adalah kerana Allah amat mengetahui akan sifat manusia akan tetapi perintah Allah harus dilakukan walaupun apa keadaan sekalipun. 
  2. Wajib menginfakkan harta kamu ke jalan Allah dalam keadaan apa pun samada susah mahupun senang. Ulamak besar masakini Dr Yusof Al-Qardawi menceritakan pengalamannya dalam kitab Fiqh Aulawiyat. Beliau bertemu dengan mubaligh kristian dan mendapat tahu bahawa mereka mempunyai dana yang begitu banyak sehingga mencecah billion dollar. Tetapi apabila beliau bertemu dengan mubaligh islam, mereka tidak mempunyai sumber kewangan yg cukup untuk berdakwah. Sangat daif dalam dana. Kita belajar dgn 4 Khalifah Al-Rasyidin 4 kepakaran.
  3. Melaksanakan amal ma'ruf nahi mungkar. Para ulamak berkata perkara ini adalah qat'ie. Wajib tiada khilaf. Mesti ada satu kumpulan atau jemaah yang menyeru manusia kepada kebenaran dan mencegah kemungkaran. Mesti ada tolong menolong dalam melaksanakan 'amal ma'ruf nahi mungkar'. Orang-orang ini telah dijanjikan syurga oleh Allah subhanahuwata'ala. Bermaksudnya kerja dakwah ini, hendaklah dilakukan secara berjemaah. Pihak musuh selalu membangkitkan isu khilaf supaya orang islam hilang fokus kpd kewajipan yg besar yakni amal ma'ruf nahi mungkar. Rasyid Redha berkata kita mesti berkerjasama dalam menegakkan amal ma'ruf nahi mungkar. Kita juga dianjurkan bermaaf-maafan dengan perkara khilaf yang boleh memesongkan perhatian kita kepada perkara wajib yang tiada khilaf ke atasnya. Bermacam-macam isu ditimbulkan oleh pihak musuh untuk melekakan umat islam.
  4. Mesti istiqamah untuk bangkit menegakkan kebenaran walaupun dicela atau dihina oleh masyarakat. Dalam menegakkan kebenaran pasti ada penentangan. Nabi berjaya kerana istiqamahnya. Dalam hadis sahih Al-Bukhari bermaksud sepanjang zaman sentiasa ada satu jemaah yg mereka ini istiqamah berjihad dalam menyampaikan kebenaran.
  5. Nabi bersabda yg bermaksud nabi berkata 'tolong aku dan pertahankan aku sepertimana kamu mempertahan diri kamu dan sepertimana kamu mempertahankan isteri kamu dan sepertimana kamu mempertahankan anak-anak kamu. Ini bermaksud mesti mempertahankan sunnah yang dibawa oleh Nabi yakni perjuangan Nabi. Ma'thurat adalah doa-doa hebat yg diamalkan oleh Nabi yg telah disusun oleh Hasan Al-Bana utk dijadikan amalan oleh umat islam supaya terhindar dari musuh.
  • 3 musuh besar yang tidak pernah berhenti dari menyerang umat islam.
  1. Syaitan
  2. Orang kafir harbiah
  3. Golongan munafik adalah golongan yg lebih buruk dari yahudi & nasrani. Mereka ini masuk neraka yang paling bawah dari yahudi & nasrani.
  •   Selain itu,TANDA ORANG-ORANG yang BERIMAN antara lain :

1. Taqwa.

Taqwa adalah menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan melaksanakan segala apa yang diperintah oleh Allah SWT dan juga meninggalkan apa yang telah dilarang-Nya. Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni mewujudkannya dalam bentuk yang nyata dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu bertaqwa dimana saja kita berada. Jika kita berada di pasar maka kita harus menunjukkan ketaqwaan dalam urusan kita di pasar, jika kita berada dalam klas yang sedang belajar kita juga harus bertaqwa kepada Allah dalam urusan menuntut ilmu dan mengajarkannya dan begitulah seterusnya dimana saja kita berada kita harus bertaqwa kepada Allah SWT tanpa harus ragu-ragu untuk melakukannya.


 Allah SWT sama sekali tidak membedakan derajat manusia berdasarkan suku, bangsa, bahasa, dan budaya, akan tetapi Allah SWT membedakan perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya dengan taqwanya, barang siapa yang paling bertaqwa, maka dialah yang derajatnya paling mulia di sisi Allah SWT.

2. Malu.

Tanda keimanan yang amat penting dari seseorang yaitu al haya’ atau mempunyai rasa malu. Maksud dari mempunyai rasa malu disini bukan kita merasa malu berbicara di depan orang banyak sehingga merasakan panas dingin jika berbicara di depan umum atau kita merasa malu dengan penampilan yang kurang meyakinkan atau kurang keren di depan teman-teman kita dalam suatu acara. Akan tetapi, rasa malu yang harus kita tanam sebagai orang yang beriman yaitu malu jika kita tidak melakukan perbuatan atau hal-hal yang telah dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita mempunyai rasa malu seperti ini, agar tentunya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan. Bahkan, keimanan dengan rasa malu menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan tentunya tidak boleh juga kita pisah-pisahkan sendiri seperti dua sisi mata uang yang tidak diakui dan tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

             Bila malu tidak ada pada jiwa seseorang yang mengaku beriman, pada hakikatnya dia tidak beriman. Haya’ (rasa malu) terdapat dua macam yaitu:

  1. Malu naluri (haya’ nafsaniy), yaitu rasa malu yang dikaruniakan Allah kepada setiap diri manusia, seperti rasa malu kelihatan  auratnya atau malu bersenggama di depan orang lain. Dalam hal ini tentu kita harus selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan segala ketentuan-Nya dengan mengkaruniakan kita malu naluri. Bila kita memiliki rasa malu terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain pasti kita akan selalu menjaga aurat jangan sampai kelihatan dihadapan orang lain. Oleh karena itu, orang yang tidak memiliki rasa malu harus diwaspadai, sebab kalau dia telah merusak citra dirinya sendiri, sangat mungkin baginya untuk merusak citra orang lain.

  1. Malu imani (haya’imaniy), ialah rasa ma!u yang bisa mencegah seseorang dari melakukan perbuatan maksiat karena takut kepada Allah SWT. Setiap muslim haruslah memiliki sifat malu kepada Allah yang sebenar-benarnya, malu yang ditunjukkan dimana saja, kapan saja, dan dalam situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga. Bukan hanya malu untuk menyimpang ketika berada di masjid dan sejenisnya, tapi tidak malu-malu untuk melakukan penyimpangan di pasar, kantor, bahkan saat sendirian. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk selalu memperkokoh rasa malu sehingga tidak ada kejelekan sedikitpun dari sifat malu tersebut.

3. Syukur.

Tanda keimanan seseorang yang amat penting adalah selalu bersyukur. Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Setiap detik dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya nikmat Allah SWT.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia selalu bersyukur kepada Allah SWT. Syukur berarti “berterima kasih kepada Allah SWT”. Dalam arti lain, syukur ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita sesuai dengan kehendak yang memberikannya.

Bersyukur mengandung banyak manfaat, diantaranya yaitu mengekalkan dan menambah nikmat itu pula dengan nikmat yang lain yang berlimpah, Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku)  maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih” (QS Ibrahim [14]:7).

Ada tiga macam cara kita bersyukur kepada Allah SWT:
  1. Bersyukur dengan hati, yakni mengakui dan menyadari bahwa nikmat yang diperolehnya berasal dari Allah SWT.
  2. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan mengucapkan “Alhamdulillah” yang berarti segala puji bagi Allah.
  3. Bersyukur dengan perbuatan, seperti melakukan perbuatan yang baik, sesuai dengan tuntutan agama.

Allah SWT melimpahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Secara garis besar nikmat Allah terbagi atas dua macam yaitu nikmat yang menjadi tujuan dan nikmat yang menjadi alat untuk mencapai tujuan.

Ciri-ciri nikmat yang pertama adalah kekal, diliputi kebahagiaan dan kesenangan, sesuatu yang mungkin dicapai, dan segala kebutuhan terpenuhi. Adapun nikmat yang kedua meliputi kebersihan jiwa dalam bentuk iman dan akhlak yang mulia, kelebihan tubuh seperti kesehatan dan kekuatan, hal-hal yang membawa kesenangan jasmani, seperti harta dan kekuasaan, dan hal-hal yang membawa sifat keutamaan seperti pertolongan dan lindungan dari Allah SWT.

4. Sabar.

Yang terakhir atau yang Keempat dari tanda keimanan seseorang yaitu sabar. Sabar berasal dari bahasa Arab yaitu shabara-yashbiru-shabran yang artinya menahan atau mengekang.

Secara istilah sabar yaitu menahan diri dari bersikap, berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT.

Sabar merupakan bagian yang penting dari iman. Dalam hadits yang diriwayatkan oieh Abu Nu’aim, Rasulullah SAW bersabda bahwa sabar adalah sebagian dari iman. Kedudukan sabar bagi iman sangat penting, seperti kedudukan hari Arafah dalam ibadah haji.

Nabi SAW melukiskan sabar sebagai barang yang sangat bernilai tinggi di surga. la juga pemah berkata, “sabar terhadap sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang besar” (HR. At-Tirmidzi).

5. Ridha dengan Keputusan Allah

Ridha berarti menerima keputusan kalah atau menang dengan hati yang lapang. Jika mendapat kemenangan maka siap untuk menjalankan tugas sebagai tanda kesyukuran kepada Tuhan, dan jika dinyatakan kalah, maka terima dengan hati yang lapang, dan merasa itu lebih baik daripada menang. Seorang ulama tasauf, Ibnu Athaillah Sakandari menyatakan: “Keridhaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Tuhan bagi si hamba dan meninggalkan ketidaksenangan“. Seorang ulama yang lain, Ruwaim menyatakan:’ Keridhaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan Allah.“

Pernah suatu hari khalifah Umar bin Khattab menulis surat kepada gubernur Abu Musa al Asyari: “Segala kebaikan terletak di dalam keridhaan. Malah jika engkau mampu jadilah orang yang ridha; dan jika engkau tidak mampu, maka jadilah orang yang sabar“